Selasa, 14 Agustus 2018

Keterbelakangan Tidak Memengaruhi Kemampuan ~ Essay Terbaik Maba PKh 2018 ke-9

Keterbelakangan Tidak Memengaruhi Kemampuan 
Oleh : Yulita Ningsih (PKh 2018)

Keterbelakangan atau Berkebutuhan Khusus atau bisa disebut juga Difabel. Apa yang di maksud difabel (penyandang disabilitas)? Sebenarnya difabel akronim Different Ability People (orang dengan kemampuan berbeda), yang di maksudkan bahwa orang yang memiliki perbedaan dalam melakukan sesuatu karena kehilangan atau berkurangnya fungsi salah satu anggota badannya. Bukan berarti tidak bisa apa-apa namun hanya berbeda saja dalam melakukan aktifitas. Difabel dan disabilitas adalah persoalan mengenai cacat dan kecacatan, yang perlu di sadari bahwa setiap orang mempunyai potensi menjadi difabel melalui musibah, kesehatan, bencana alam, konflik sosial dan faktor keturunan. Ketika orang memakai kaca mata sesungguhya tanpa di sadari dia telah menjadi seorang difabel karena kemampuan pandangan matanya sudah berkurang sehingga untuk dapat melihat dan harus memakai alat bantu (kaca mata). Demikian juga dengan wanita hamil dan lansia serupa juga terhambat melakukan aktifitas sehari-hari.

Sebagian orang memandang orang yang berkebutuhan khusus itu tidak mempunyai bakat atau kemampuan. Padahal, banyak penyandang disabilitas yang mempunyai bakat atau kemampuan ataupun prestasi, namun kita tidak tahu. Contohnya, Riqo ZHI salah satu founder dari www.kartunet.com (Website Karya Tunanetra), wawancara singkat  dengannya mampu membuka sebuah pemikiran maju mengenai penyandang disabilitas.

Penyandang disabilitas bukan berarti tidak mampu. Ini merupakan 'point of view' dari seseorang dengan “disabilitas”. Ia menjelaskan bahwa disabilitas kalau diartikan secara harfiah memang ketidakmampuan tetapi itu hanyalah sebuah istilah, yang memberi kehalusan menggantikan istilah penyandang cacat. Sebenarnya setiap manusia itu punya ketidakmampuan, tidak cuma dari segi fisik, tapi banyak hal. “kami ingin mengatasi suatu kendala yang seharusnya secara umum bisa dilakukan oleh kebanyakan orang, maka kami mengatasi keterbatasan itu dengan cara kami sendiri.” Penjelasan yang sangat sederhana namun masuk akal. “kalau nyatanya kami bisa melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh orang kebanyakan, apakah kami masih disebut penyandang disabilitas?” Riqo menambahkan opini yang memang muncul dari hari dan pemikirannya. Motivasi yang ia emban cukup sederhana yakni ia hanya ingin melakukan apa yang seharusnya dapat ia lakukan, selain itu ia ingin menguji sampai dimana sebuah paradigma tentang keterbatasan.

Pendapat masyarakat saat ini tentang penyandang disabilitas tentu akan berbeda dengan pemikiran “kolot” dimana jaman teknologi dan informasi belum begitu maju dan berkembang seperti sekarang ini. Diskriminasi tidak harus disandingkan dengan disabilitas. Banyak sosok inspirasi dengan sandangan disabilitas mampu menghapus gelar “disabilitas” yang melekat pada dirinya, tentu dengan  melahirkan sebuah karya yang luar biasa. Disabilitas bukanlah sebuah halangan untuk mengembangkan diri, atau melahirkan sebuah inovasi, dan salah satunya Riqo mampu menjadi sosok inspirasi. Semua ini mampu menggugah sebuah polemik yang terjadi di masyarakat mengenai pandangan disabilitas.

Jadi,  kita tidak boleh memandang sebelah mata kaum disabilitas, kita harus menghargai semua orang, baik yang berkebutuhan khusus maupun orang yang normal. Karena semua orang memiliki kemampuannya atau kelebihannya masing masing. Saya percaya bahwa orang yang mempunyai kekurangan, pasti mempunyai kelebihan. Sebaiknya semua perbedaan itu kita hargai. Jangan sampai kalau kita mengatakan orang lalu kita merasa paling normal sedunia. Tentunya tidak mutlak seperti itu. Pasti kita sebagai individu memiliki permasalahan. Apakah misalnya kita orangnya secara emosional itu kalau lagi marah, susah turunnya atau misalnya kalau di tempat baru dan umum masih merasa gugup itu juga pasti ada dalam diri individu. Sebelum kita mengatakan kelemahan orang lain, kita juga punya sebenernya (kekurangan diri) cuma memang tidak kentara saja. Bertoleransilah. Kita semua sama. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar